LAPORAN PRAKTIKUM ETOLOGI
PENGAMATAN PERILAKU SEMUT
Disusun
Oleh:
Suci
Utami (08308144017)
Abdu
Rohman (08308144023)
Satiyem (08308144026)
Sri
Pujawati (08308144027)
PROGRAM STUDI BIOLOGI SWADANA
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011
PENGAMATAN PERILAKU SEMUT
A. LATAR
BELAKANG
Semut adalah makhluk hidup dengan populasi terpadat di dunia.
Perbandingannya, untuk setiap 700 juta semut yang muncul ke dunia ini, hanya
terdapat 40 kelahiran manusia. Tentu masih banyak informasi lain yang
menakjubkan bisa dipelajari tentang makhluk ini.
Semut merupakan salah satu kelompok yang paling “sosial”
dalam genus serangga dan hidup sebagai masyarakat yang disebut “koloni”, yang
“terorganisasi” luar biasa baik. Tatanan organisasi mereka begitu maju sehingga
dapat dikatakan dalam segi ini mereka memiliki per-adaban yang mirip dengan
peradaban manusia.
Di
masa kini, para peneliti yang cerdas dan berpendidikan tinggi bekerja
siang-malam dalam pelbagai lembaga pemikiran untuk merumuskan organisasi sosial
yang sukses dan menemukan solusi yang langgeng untuk berbagai masalah ekonomi
dan sosial. Para ideolog juga telah menghasilkan berbagai model sosial selama
berabad-abad. Namun secara umum, belum terlihat tatanan sosial sosioekonomis
yang berhasil dicapai melalui segala upaya intensif ini.
Karena
sejak dulu konsep tatanan masyarakat manusia didasarkan pada persaingan dan
kepentingan individu, tatanan sosial yang sempurna tidak mungkin tercapai.
Sementara, semut-semut telah menjalani sistem sosial yang ideal bagi mereka
selama jutaan tahun hingga hari ini. Sehingga
perilaku semut ini menarik untuk dipelajari dan diteliti lebih lanjut.
B.
PERUMUSAN MASALAH
1.
Apa saja
aktifitas-aktifitas yang dilakukan semut.
2.
Bagaimana
prosentase tertinggi dari aktifitas yang dilakukan semut.
C.
TUJUAN
1.
Dapat
mengidentifikasi aktifitas-aktifitas yang dilakukan semut.
2.
Dapat mengetahui
prosentase tertinggi dari aktifitas yang dilakukan semut.
D.
KAJIAN TEORI
Semut adalah serangga eusosial yang berasal dari keluarga Formisidae,
dan semut termasuk dalam ordo Himenoptera bersama dengan lebah dan tawon. Semut
terbagi atas lebih dari 12.000 kelompok, dengan perbandingan jumlah yang besar
di kawasan tropis. Semut dikenal dengan koloni dan sarang-sarangnya yang
teratur, yang terkadang terdiri dari ribuan semut per koloni. Jenis semut
dibagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. Satu koloni dapat
menguasai dan memakai sebuah daerah luas untuk mendukung kegiatan mereka. Koloni semut kadangkala
disebut superorganisme dikarenakan koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah
kesatuan
Semut telah menguasai hampir
seluruh bagian tanah di Bumi.
Hanya di beberapa tempat seperti di Islandia,Greenland
dan Hawaii,
mereka tidak menguasai daerah tesebut. Di saat jumlah mereka bertambah, mereka
dapat membnetuk sekitar 15 - 20% jumlah biomassa
hewan-hewan besar.
Rayap, terkadang disebut semut
putih, tidak memiliki hubungan yang erat dengan semut, walaupun mereka
memiliki struktur sosial yang sama. Semut beludru, walaupun
menyerupai semut besar, tapi mereka merupakan tawon betina yang tidak bersayap.
Meskipun ukuran tubuhnya
yang relatif sangat kecil, semut adalah hewan terkuat kedua didunia. Semut
jantan mampu menopang beban dengan berat lima puluh kali dari berat badannya
sendiri, dapat dibandingkan dengan gajah
yang hanya mampu menopang beban dengan berat dua kali dari berat badannya
sendiri. Posisi pertama adalah Kumbang Badak dengan
kemampuan menopang beban dengan berat 850 kali dari berat badannya sendiri.
Klasifiksai semut:
Kerajaan:
|
Animalia
|
Filum:
|
Artropoda
|
Kelas:
|
Insekta
|
Ordo:
|
Hymenoptera
|
Upaordo:
|
Apokrita
|
Superfamili:
|
Vespoidea
|
Famili:
|
Formicidae
|
Secara morfologi
tubuh semut terdiri atas tiga bagian,
yaitu kepala, mesosoma (dada), dan metasoma (perut). Morfologi semut cukup
jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki antena, kelenjar metapleural, dan
bagian perut kedua yang berhubungan ke tangkai semut membentuk pinggang sempit
(pedunkel) di antara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan
metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole). Petiole yang dapat
dibentuk oleh satu atau dua node (hanya yang kedua, atau yang kedua dan ketiga
abdominal segmen ini bisa terwujud).
Tubuh semut,
seperti serangga lainnya, memiliki eksoskeleton atau kerangka
luar yang memberikan perlindungan dan juga sebagai tempat menempelnya otot,
berbeda dengan kerangka manusia dan hewan bertulang belakang.
Serangga tidak memiliki paru-paru, tetapi mereka memiliki lubang-lubang pernapasan di
bagian dada bernama spirakel untuk sirkulasi udara dalam
sistem respirasi mereka. Serangga juga tidak memiliki sistem peredaran darah
tertutup. Sebagai gantinya, mereka memiliki saluran berbentuk panjang dan tipis
di sepanjang bagian atas tubuhnya yang disebut "aorta punggung" yang
fungsinya mirip dengan jantung. sistem saraf
semut terdiri dari sebuah semacam otot saraf ventral yang berada di sepanjang
tubuhnya, dengan beberapa buah ganglion dan cabang yang berhubungan
dengan setiap bagian dalam tubuhnya.
Pada kepala semut
terdapat banyak organ sensor. Semut, layaknya serangga lainnya, memiliki mata majemuk yang terdiri
dari kumpulan lensa mata yang lebih kecil dan tergabung untuk mendeteksi
gerakan dengan sangat baik. Mereka juga punya tiga oselus di bagian puncak
kepalanya untuk mendeteksi perubahan cahaya dan polarisasi. [8]
Kebanyakan semut umumnya memiliki penglihatan yang buruk, bahkan beberapa jenis
dari mereka buta. Namun, beberapa spesies semut, semisal semut bulldog
Australia, memiliki penglihatan yang baik.
Pada kepalanya
juga terdapat sepasang antena
yang membantu semut mendeteksi rangsangan kimiawi. Antena semut juga digunakan
untuk berkomunikasi satu sama lain dan mendeteksi feromon yang dikeluarkan oleh
semut lain. Selain itu, antena semut juga berguna sebagai alat peraba untuk
mendeteksi segala sesuatu yang berada di depannya. Pada bagian depan kepala
semut juga terdapat sepasang rahang atau mandibula yang digunakan untuk membawa
makanan, memanipulasi objek, membangun sarang, dan untuk pertahanan. Pada
beberapa spesies, di bagian dalam mulutnya terdapat semacam kantung kecil untuk
menyimpan makanan untuk sementara waktu sebelum dipindahkan ke semut lain atau
larvanya.
Di bagian dada
semut terdapat tiga pasang kaki dan di ujung setiap kakinya terdapat semacam
cakar kecil yang membantunya memanjat dan berpijak pada permukaan. Sebagian
besar semut jantan dan betina calon ratu memiliki sayap. Namun, setelah kawin
betina akan menanggalkan sayapnya dan menjadi ratu semut yang tidak bersayap.
Semut pekerja dan prajurit tidak memiliki sayap.
Di bagian metasoma
(perut) semut terdapat banyak organ dalam yang penting, termasuk organ reproduksi.
Beberapa spesies semut juga memiliki sengat yang terhubung dengan semacam
kelenjar beracun untuk melumpuhkan mangsa
dan melindungi sarangnya. Spesies semut seperti Formica yessensis
memiliki kelenjar penghasil asam semut yang bisa disemprotkan ke arah musuh untuk
pertahanan.
Kehidupan seekor
semut dimulai dari sebuah telur.
Jika telur telah dibuahi, semut yang ditetaskan betina (diploid);
jika tidak jantan (haploid). Semut are holometabolism, yaitu
tumbuh melalui metamorfosa yang lengkap, melewati tahap larva dan pupa (dengan pupa yang exarate)
sebelum mereka menjadi dewasa. Tahap larva adalah tahap yang sangat rentan —
lebih jelasnya larva semut tidak memiliki kaki sama sekali – dan tidak dapat
menjaga diri sendiri.
Perbedaan antara
ratu dan pekerja (dimana sama-sama betina),dan antara kasta pekerja jika ada,
ditentukan pada saat pemberian makan saat masih menjadi larva. Makanan
diberikan kepada larva dengan proses yang disebut trophallaxis dimana
seekor semut regurgitates makanan
yang sebelumnya disimpan dalam crop for communal storage. Ini juga cara
yang digunakan semut dewasa memdistribusikan makananpada semut dewasa lainnya.
Larva and pupa harus disimpan pada suhu yang cukup konstan untuk memastikan
mereka tumbuh dengan baik, sehingga sering dipindahkan ke berbagai brood
chambers dalam koloni.
Seekor semut
pekerja yang baru memasuki masa dewasa menghabiskan beberapa hari pertama
mereka untuk merawat ratu dan semut muda. Setelah itu meningkat menjadi
menggali dan pekerjaan sarang lainnya, dan kemudian mencari makan dan
mempertahankan sarang. Perubahan tugas ini bisa terjadi dengan mendadak dan
disebut dengan kasta sementara. Sebuah
teory mengapa seperti itu karena mencari makan memiliki risiko kematian yang
tinggi, sehingga semut hanya berpartisipasi jika mereka sudah cukup tua dan
bagaimanapun juga lebih dekat pada kematian. Pada beberapa spesies semut
terdapat kasta fisik — pekerja bisa
memiliki ukuran tubuh yang berbeda-beda, disebut pekerja minor, median,
dan major.
Biasanya semut yang lebih besar memiliki
kepala yang tidak proporsional besarnya, dan correspondingly rahang yang lebih
kuat. Semut seperti ini seringkali disebut semut "tentara" karena
rahang mereka yang kuat membuat mereka lebih efektif ketika digunakan untuk
bertarung dengan makhluk lainnya, namun mereka masih tetap seekor semut
perkerja dan tugas mereka tidak banyak berbeda dengan pekerja minor atau
median. Pada beberapa spesies semut tidak memiliki pekerja median,
membuat pemisahan tegas dan perbedaan fisik yang jelas antara pekerja minor
dan major.
E. ALAT DAN
BAHAN.
Alat;
1. stopwatch
2. Alat tulis
3. kamera
Bahan;
1.
semut
F. LANGKAH
KERJA.
|
|
|
|
|
|
|
|
Mencari koloni semut disuatu tempat
|
|
|
|
|
|
|
|
Mengamati perilaku semut ( interval waktu 3 menit)
selama 30 menit.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Mengobservasi data tersebut
|
|
|
|
|
|
|
|
Membuat kategorisasi tiap perlakuan yang diamati
1.
Jantung kambing
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Membuat kode untuk tiap perilaku yang diamati.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Membuat ethogram.
2.
Jantung kambing
|
|
G. DATA HASIL
PENGAMATAN
1. Waktu dan
pelaksanaan
Spesies:
semut
Metode
: scan sampling.
Hari / tgl: selasa, 02 mei 2011
Pukul ; 08. 40 – 09. 10 WIB
Tempat : lapangan FBS UNY
Kondisi:
panas.
Alokasi
: 30 menit.
2. Hasil
pengamatan.
Alokasi waktu 30 menit;
a
; 08.40-08.43 ( 3 menit pertama )
b
; 08.43-08.46 ( 3 menit ke dua )
c
; 08.46-08.49 ( 3 menit ke tiga )
d
; 08.49-08.52 ( 3 menit ke empat)
e
; 08.52-08.55 ( 3 menit ke lima )
f
; 08.55-08.58 ( 3 menit ke enam )
g
; 08.58-09.01 ( 3 menit ke tujuh )
h
; 09.01-09.04 ( 3 menit ke delapan )
I
; 09.04-09.07 ( 3 menit ke sembilan )
J
; 09.07-09.10 ( 3 menit ke sepuluh )
Kategorisasi
1. Berlari
Kode
|
Kategori
|
Hasil observasi
|
A
|
Berlari
|
|
A1
|
Keluar dari sarang
|
Semut keluar dari sarangnya
|
A2
|
Barlari cepat
|
Semut berjalan dengan kecepatan yang lebih tinggi dan terlihat aktif
|
A3
|
Memutar-mutar
|
Semut memutar-mutar, berkeliling-keliling , dan berhenti dalam waktu
yang lama .
|
2. Makan
Kode
|
Kategori
|
Hasil observasi
|
B
|
Makan
|
|
B1
|
Mengintai
|
Melihat keadaan sekeliling
|
B2
|
Mendekati
|
Berjalan mendekati sumber makan
|
B3
|
Memilih
|
Mengintari makanan dengan cara mengelilingi makanan tersebut.
|
B4
|
Memakan
|
Memoncongkan mulut dan menghisap atau memakan makanan tersebut.
|
B5
|
Mengikuti jejak
|
Semut yang lainnya mengikuti jejak nya.
|
3. Komunikasi
Kode
|
Kategori
|
Hasil observasi
|
C
|
komunikasi
|
|
C1
|
Menyeret perut
|
Ketika telah
menemukan makanan semut menyeret perutnya di tanah.
|
C2
|
Menggerakan antena
|
Semut yang lain menggerakan antena
|
C3
|
Antena bersentuhan
|
Antena
antana kedua semut itu bersentuhan
|
C4
|
Memiringkan kepala
|
Semut tersebut memiringkan kepala.
|
C5
|
Menyentuh kepala
|
Menyentuh kepala bagian
atas dan bawah semut yang akan diberikan informasi
|
C6
|
Semut lawan memperoleh informasi
|
Semut lawan memperoleh informasi ditandai dengan
semut menyentuh tubuh semut pemberi ingormasi
|
Prosentase kategori
Kode
kategori
|
a
|
b
|
c
|
d
|
e
|
f
|
g
|
h
|
i
|
j
|
prosentase
|
A
|
|
|
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
|
x
|
60%
|
B
|
x
|
x
|
x
|
x
|
|
x
|
|
x
|
x
|
|
70%
|
C
|
x
|
x
|
|
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
80%
|
Ethogram
H. PEMBAHASAN
Telah disebutkan bahwa
semut hidup berkoloni dan di antara mereka terdapat pembagian kerja yang
sempurna. Jika diteliti, kita dapati sistem mereka memiliki struktur sosial
yang cukup menarik. Mereka pun mampu berkorban pada tingkat yang lebih tinggi
daripada manusia. Salah satu hal paling menarik dibandingkan manusia, mereka
tidak mengenal konsep semacam diskriminasi kaya-miskin atau perebutan
kekuasaan.
Pada praktikum yang berjudul
pengamatan perilaku semut, dengan tujuan yaitu Dapat mengidentifikasi
aktifitas-aktifitas yang dilakukan semut dan dapat mengetahui prosentase
tertinggi dari aktifitas yang dilakukan semut. Praktikum kali ini dengan
memakai metode scan sampling. Interval waktu yang di pakai pada praktikum kali
ini yaitu 3 menit dengan alokasi waktu 30 menit.
Adapun langkah kerja pada
praktikum kali ini yaitu Mencari koloni semut disuatu tempat kemudian Mengamati
perilaku semut ( interval waktu 3 menit) selama 30 menit.
Selanjutnya Mengobservasi data tersebut dan Membuat kategorisasi tiap perlakuan
yang diamati, Membuat kode untuk tiap
perilaku yang diamati dan yang terkahir Membuat ethogram.
Dari hasil praktikum maka
dapat di kategorikan ;
A. Berlari
Kategori ini dengan presentase 60%. Kategori berlari
ini pada awalnya semut Berlari yaitu
pada saat Semut keluar dari sarangnya kemudian
berjalan dengan kecepatan yang lebih tinggi dan terlihat aktif Semut
memutar-mutar, berkeliling-keliling , dan berhenti dalam waktu yang lama .
B. Makan
Kategori ini dengan presentase 70%. Kategori ini pada awalnya semut Mengintai
yaitu dalam artian semut melihat keadaan sekeliling kemudian Mendekati dengan Berjalan mendekati sumber makan ,
setelah itu semut Memilih yaitu Mengintari makanan dengan cara mengelilingi
makanan tersebut, setelah itu memakan dengan cara memoncongkan mulut dan menghisap
atau memakan makanan tersebut kemudian
semut yang lainnya mengikuti jejak Semut
semut tersebut.
Sebagaimana aspek kehidupan mereka yang lain, semut bekerja
secara sistematis dalam menyelesaikan masalah pangan. Semut pekerja tua
ditugaskan sebagai penjelajah yang menyurvei tanah di sekitar sarang untuk
mendapatkan sumber makanan bagi koloni yang populasi-nya mencapai ratusan ribu
(bahkan terkadang jutaan). Ketika para pen-jelajah menemukan sumber makanan,
mereka mengumpulkan teman-teman sesarang di sekitar makanan. Jumlah semut yang
berkumpul bergantung pada besar dan kualitas sumber pangan ini. Semut
menye-lesaikan masalah makanan dengan jaringan komunikasi yang sangat kuat dan
juga dengan kemurahan hati mereka.
Semut yang bertugas mencari makan biasanya menjalankan tugas
dengan cara yang sulit dijelaskan. Ia berangkat ke sumber makanan dengan
berjalan berkelok-kelok, tetapi kembali ke sarang dengan rute lurus yang lebih
singkat.
Semut menggunakan gigi untuk memakan telur laba-laba, ulat,
serangga, dan rayap. Banyak spesies semut (misalnya Dacetine) yang khusus
memakan serangga tanpa sayap. Serangga yang dimangsa Dacetine ini hidup
berkelompok di tanah dan di daun busuk. Ia juga memiliki tonjolan berbentuk
garpu di bawah tubuhnya. Ketika ia bergoyang dan berdiri tegak, organ ini
melontarkan tubuhnya ke udara dan bergerak maju bagaikan kangguru mini. Semut
Dacetine menggunakan rahangnya bagaikan perangkap hewan untuk menghadapi
manuver mangsanya. Ketika semut pencari makan mencium bau serangga dengan
antenanya, ia mengintai dengan rahang terbuka 180 derajat. Semut ini mengaitkan
gigi kecilnya pada rahangnya dengan cara menekankannya ke langit-langit mulut.
Lalu, semut memeriksa sekitar-nya dengan menggerakkan antenanya ke depan.
Kemudian semut men-dekati serangga perlahan-lahan. Ketika antenanya menyentuh
mangsa-nya, si serangga kecil terjangkau oleh gigi bawah semut. Ketika semut
menurunkan langit-langit mulutnya, rahangnya mendadak menutup dan mangsanya
terjepit di antara giginya.
Semut
yang diceritakan ini tidak pernah meleset karena rahangnya memiliki refleks
tercepat di dunia. Kecepatan
kedipan mata kita sangat lambat jika dibandingkan de-ngan kecepatan gigitan
semut ini ketika menjebak mangsanya. Kelopak mata kita membuka dan menutup
dalam sepertiga detik; rahang semut Odontomachus bawi bekerja 100 kali lebih
cepat. Gigitan tercepat yang teramati memakan waktu 0,33 milidetik.
Struktur
rahang semut penjebak panjangnya sekitar 1,8 milimeter. Pada bagian dalamnya
terdapat kantong udara yang menempel ke trakea. Sistem ini menyebabkan gigi
dapat bergerak cepat. Rahangnya berfungsi sebagai perangkap tikus mini. Ketika
berburu, rahang terbuka lebar dan siap menutup setiap saat. Kecepatan
menggigitnya berkurang menjelang akhir proses menggigit. Agar giginya tidak
beradu terlalu keras, gerakan rahang diperlambat dengan sistem otot khusus.
Semut yang menemukan sumber makanan
meninggalkan jejak senyawa kimia di tanah melalui sengat pada bokongnya. Jejak
yang dibuatnya membantu teman-temannya menemukan sumber makanan.
Ketika semut berpisah untuk mencari makanan, mereka mengikuti
jejak bau selama beberapa lama, lalu akhirnya berpisah dan mencari makanan
masing-masing. Sikap semut berubah jika sudah menemukan makanan. Kalau
menemukan makanan, semut kembali ke sarang dengan berjalan lebih lambat dan
tubuhnya dekat dengan tanah. Ia menonjolkan sengatnya pada interval tertentu
dan ujung sengat menyentuh tanah seperti pensil menggambar garis tipis.
Demikianlah semut api meninggalkan jejak yang menuju ke makanan.
C. Komunikasi
Kategori ini dengan presentase 80%. pada kategori ini awalnya
Ketika telah menemukan makanan semut
menyeret perutnya di tanah., Semut yang lain menggerakan antenna kemudian Semut
lawan memperoleh informasi ditandai dengan semut menyentuh tubuh semut pemberi
ingormasi. Semut tersebut memiringkan
kepala. Kemudian menyentuh kepala
bagian atas dan bawah semut yang akan diberikan informasi akhirnya antana
kedua semut itu bersentuhan pertanda
bahwa informasi telah disampaikan.
Pertama,
semut pencari pergi ke sumber makanan yang baru ditemu-kan. Lalu mereka
memanggil semut lain dengan cairan yang disebut feromon, yang disekresikan
dalam kelenjar-kelenjar mereka. Saat kerumunan di sekitar makanan membesar,
sekresi feromon membatasi pekerja. Jika makanan sangat kecil atau jauh, pencari
menyesuaikan jumlah semut yang mencoba mencapai makanan dengan mengeluarkan
isyarat. Jika makanan besar, semut mencoba lebih giat untuk mening-galkan lebih
banyak jejak, sehingga lebih banyak semut dari sarang yang membantu para
pemburu. Apa pun yang terjadi, tak pernah ada masalah dalam konsumsi makanan
dan pemindahannya ke sarang, karena di sini ada “kerja tim” yang sempurna.
Semua kategori komunikasi yang disebut di atas dapat
dikelompokkan dalam judul “Isyarat Kimiawi”. Isyarat kimiawi ini memainkan
peran terpenting dalam organisasi koloni semut. Semiokemikal adalah nama umum
zat kimia yang digunakan semut untuk tujuan menetapkan komu-nikasi. Pada
dasarnya ada dua jenis semiokemikal, yaitu feromon dan alomon.
Alomon adalah zat yang digunakan untuk komunikasi antargenus.
Namun, seperti yang dijelaskan sebelumnya, fero-mon adalah isyarat kimiawi yang
terutama digunakan dalam genus yang sama dan saat disekresikan oleh seekor semut
dapat dicium oleh yang lain. Zat kimia ini diduga diproduksi dalam kelenjar
endokrin. Saat semut menyekresi cairan ini sebagai isyarat, yang lain menangkap
pesan lewat bau atau rasa dan menanggapinya. Penelitian mengenai feromon semut
telah menyingkapkan bahwa semua isyarat disekresikan menurut kebutuhan koloni.
Selain itu, konsentrasi feromon yang dise-kresikan semut bervariasi menurut
kedaruratan situasi.
Pada dasarnya terdapat beberapa kelenjar endokrin tempat
reaksi kimia kompleks yang telah kita bicarakan terjadi. Sekresi yang
dihasil-kan dalam enam kelenjar endokrin memungkinkan korespondensi kimiawi
antarsemut. Akan tetapi, hormon-hormon ini tidak menunjuk-kan ciri-ciri yang
sama dalam setiap spesies semut; setiap kelenjar endokrin memiliki fungsi
terpisah dalam spesies semut yang berbeda.
Semut dapat saling mengenali dan membedakan keluarga dan
temannya yang sekoloni. Para ahli zoologi masih menyelidiki bagaimana semut
dapat mengenali keluarga-nya. Sementara manusia tak dapat membedakan beberapa semut
yang mungkin ia temui, mari kita lihat sekarang bagaimana makhluk yang sangat
serupa ini dapat saling mengenali.
Semut
dapat dengan mudah mendeteksi apakah seekor semut lain berasal dari koloni yang
sama atau tidak. Semut pekerja menyentuh tubuh semut satunya untuk mengenali,
jika semut lain itu memasuki sarangnya. Ia dapat langsung membedakan semut yang
sekoloni de-ngannya atau tidak, berkat bau koloni khusus pada tubuh. Jika semut
yang memasuki sarang adalah semut asing, gerombolan semut akan menyerang tamu
tak diundang ini secara kejam. Penghuni sarang meng-gigiti tubuh semut asing
ini dengan rahang mereka yang kuat dan mem-buatnya tak berdaya dengan asam
format, sitronelal, dan zat beracun lain yang mereka sekresikan.
Jika
tamunya berasal dari spesies yang sama tetapi dari koloni lain, mereka juga
dapat memahaminya. Dalam hal ini, semut tamu diterima di dalam sarang. Akan
tetapi, semut tamu ini diberi makanan lebih sedikit sampai ia memperoleh bau
koloni tersebut.
I.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan pembahasan diatas maka
dapat disimpulkan:
1.
Aktifitas yang
dilakukan semut dalam alokasi waktu 30 menit adalah Berlari, Makan dan
komunikasi.
2.
Prosentase
terbesar aktifitas semut adalah pada saat komunikasi yaitu sebesar 80%.
LAMPIRAN DOKUMENTASI
SARANG
MAKAN
MAKAN
ALUR SEMUT
DAFTAR PUSTAKA
Harun yahya. 2004.
Keajaiban Pada Semut. Jakarta. PT Gramedia.
Purnomo, M. R. A. (2002). Hibridasi Algoritma semut dengan Algoritma
Pencarian
Lokal Pada Kasus Penjadwalan Flow Shop. Makalah pada Seminar Nasional
BKSTI III,
Surakarta.