LAPORAN
RESMI
PRAKTIKUM ETOLOGI
MEMBUKTIKAN
GERAK TIGMONASTI PADA PUTRI MALU (Mimosa
pudica)
Disusun oleh kelompok 5 :
1. Suci Utami (08308144017)
2. Vera Budiyanti (08308144021)
3. Abdu Rohman
(08308144023)
4. Satiyem (08308144026)
5. Sri Pujawati (08308144027)
Biologi
Swadana ‘08
JURUSAN
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA
2011
MEMBUKTIKAN
GERAK TIGMONASTI PADA PUTRI MALU
(Mimosa pudica)
A. Latar
Belakang
Agaknya janggal kalau dikatakan
bahwa tumbuhan itu bergerak, tetapi pada kenyataannya memanglah demikian. Karena gerak merupakan salah satu
tanda (sifat) yang dimiliki mahkluk hidup di samping ciri pertukaran gas, pertumbuhan dan pembiakan. Gerak tumbuhan terjadi begitu perlahan
sehingga tidak terlihat oleh mata biasa .diantaranya adalah pembengkokan,
melilitnya batang, gerak daun, serta membuka dan menutupnya bunga. Dasar dari semua gerak tumbuhan
adalah kenyataan bahwa protoplasma tumbuhan seperti halnya protoplasma hewan
yang peka terhadap rangsangan dari luar dan dalam. Sampai saat ini sebab dan mekanisme
gerak masih sedikit yang di pahami, ada 2 macam gerak tumbuhan yaitu : gerak
spontan akibat rangsangan dalam dan relatif tidak tergantung pada rangsangan
luar dan gerak tereduksi yaitu hasil reaksi terhadap rangsangan yang datang
dari luar tumbuhan. Diantara rangsangan luar yang menyebabkan tanaman bergerak
adalah gaya berat, kekejutan, sentuhan, dan flukruasi cahaya. Untuk itu
kami akan membuktikan adanya gerak akibat sentuhan substrat untuk tanaman putri
malu.
B. Tujuan
-
Untuk
membuktikan adanya gerak nasti, khususnya gerak tigmonasti pada tanaman putri
malu (Mimosa pudica).
-
Untuk mengetahui
lama menutupnya daun dan membuka kembalinya daun putri malu (Mimosa pudica) setelah diberi
rangsangan yang berbeda.
C. Rumusan
Masalah
-
Apakah tanaman putri
malu menanggapi rangsangan setelah disentuh dengan menggunakan substrat yang
berbeda?
-
Berapa lama
tanaman putri malu menutupkan daun dan membukakan kembali daunnya setelah
diberi rangsangan substrat yang berbeda?
D. Kajian
Pustaka
Makhluk hidup mampu melakukan tanggapan
ataupun merespon terhadap berbagai stimulus, baik berasal dari lingkungan luar
maupun dari dalam tubuh sendiri. Kepekaan makhluk hidup untuk memberikan suatu
tanggapan atau respon terhadap rangsangan (stimulus) yang diterima disebut
iritabilita. Gerak pada tumbuhan terjadi karena tekanan turgor. Menurut penyebabnya gerak pada
tumbuhan dibedakan menjadi :
1. Gerak higroskopis. Adalah gerak yang disebabkan oleh pengaruh pertumbuhan kadar air. Contohnya yaitu : pecahnya buah polongan (petai cina, jarak), membukanya anulus pada sporangium (kotak spora) pada tumbuhan paku-pakuan, membuka dan menutupnya sporangium pada tumbuhan lumut oleh peristom.
1. Gerak higroskopis. Adalah gerak yang disebabkan oleh pengaruh pertumbuhan kadar air. Contohnya yaitu : pecahnya buah polongan (petai cina, jarak), membukanya anulus pada sporangium (kotak spora) pada tumbuhan paku-pakuan, membuka dan menutupnya sporangium pada tumbuhan lumut oleh peristom.
2. Gerak ethionom.
Adalah gerak tumbuhan yang
disebabkan oleh rangsangan dari luar. Berdasarkan sifatnya gerak ethionom
dibedakan menjadi :
a. Tropi atau tropisme. Adalah gerak bagian tubuh tumbuhan
ke arah rangsang (tropi positif) dan menjauhi rangsang (tropi negatif),
meliputi :
- Fototropi (heliotropi) : gerak
batang ke arah cahaya.
- Geotropi : gerak tumbuh akar ke
pusat bumi.
- Hidrotropi : gerak tubuh tumbuhan ke
arah air.
- Tigmotropi (haptotropi) : gerak
membelok bagian tanaman sebagai akibat persinggungan . Contoh : membelitnya ujung batang dan
sulur Cucurbitaceae.
- Kemotropi : gerak karena rangsang
kimia. Contoh : akar menuju zat makanan atau menjauhi zat racun.
b. Taksis. Adalah gerak pindah tempat oleh
tumbuhan (bersel
satu) atau bagian tumbuhan menuju atau menjauhi arah datangnya rangsang,
meliputi :
- Fototaksis : rangsangannya cahaya.
- Kemotaksis : rangsangannya adalah
zat kimia.
c. Nasti. Adalah gerak bagian tubuh tumbuhan
sebagai tanggapan terhadap rangsangan yang datangnya dari luar. Gerak nasti
disebabkan oleh perubahan tekanan turgor pada jaringan tertentu, meliputi :
- Seismonasti : adalah gerak akibat persinggungan. Contoh : gerak menutupnya daun putri malu (Mimosa
pudica) bila terkena sentuhan.
- Niktinasti : adalah gerak tidur
sebagai rangsang-annya gelap. contoh : gerak menutupnya daun majemuk pada daun petai cina waktu malam.
- Fotonasti : rangsangannya adalan
cahaya. Contoh : seperti mekarnya bunga pukul empat (Mirabilis
jalapa) pada sore hari.
- Thermonasti
- Nasti kompleks
3. Gerak endonom atau autonom (spontan).
Gerak ini merupakan gerak tumbuhan
yang tidak disebabkan rangasangan dari luar. Di duga gerak yang terjadi
disebabkan oleh rangsangan yang berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri. Contoh : gerak sitoplasma sel Hydrilla dan bawang merah.
E. Metode
Metode
yang digunakan adalah observasi. Pengamatan dilakukan di lapangan timur Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Yogyakarta, pada hari Jumat tanggal 1 April 2011, pukul 11.00 WIB.
F. Alat dan
Bahan
Alat yang digunakan :
-
Stopwatch
-
Perekam
-
Pipet tetes
-
Tabung reaksi
-
pH stick
Bahan yang digunakan :
-
3 tanaman putri
malu (Mimosa pudica)
-
Air detergent (1
gr detergent dalam 10 ml akuadest), dengan pH 12
-
Akuadest, dengan
pH 7
-
Air jeruk purut
(1 ml perasan jeruk purut dalam 10 ml akuadest), dengan pH 2
G. Prosedur
Kerja
Menentukan tanaman putri malu yang akan diuji
|
Meneteskan masing-masing substrat ke pangkal daun pada daun paling
ujung , sebanyak 2 tetes dengan pipes tetes, pada ketinggian 10 cm
|
Mengamati menutup/tidaknya daun, menghitung lama menutup dan
membukanya kembali daun
|
Mencatat hasilnya pada tabel pengamatan
|
H. Hasil
Pengamatan
No
|
Jenis substrat
|
pH
|
Lama menutup daun
|
Lama membuka kembali daun
|
1
|
Larutan jeruk
|
2
|
0,5 detik
|
6 menit 15 detik
|
2
|
Air akuades
|
7
|
0,7 detik
|
5 menit 30 detik
|
3
|
Larutan detergent
|
12
|
0,7 detik
|
5 menit 30 detik
|
I. Pembahasan
Pada percobaan ini bertujuan untuk membuktikan adanya gerak nasti, khususnya gerak
tigmonasti pada tanaman putri malu (Mimosa
pudica), mengetahui lama menutupnya daun dan membuka kembalinya daun putri
malu (Mimosa pudica) setelah diberi
rangsangan yang berbeda. Alat yang digunakan adalah stopwatch, perekam, pipet
tetes, tabung reaksi, pH stick. Sedangkan bahan yang digunakan adalah 3 tanaman
putri malu (Mimosa pudica), air
detergent (1 gr detergent dalam 10 ml akuadest), dengan pH 12, akuadest, dengan pH 7, air jeruk purut
(1 ml perasan jeruk purut dalam 10 ml akuadest), dengan pH 2.
Dilihat
dari hasil pengamatan, dari ketiga perlakuan ternyata dapat memberikan perlakuan
sama yaitu menakupkan daun putri malu.
Untuk substrat air detergent, waktu menakupkan daunnya membutuhkan waktu
0,7 detik. Waktu yang digunakan untuk membukanya kembali daun membutuhkan waktu
5 menit 30 detik. Pada saat daun membuka kembali, caranya berbeda dengan yang
menggunakan substrat akuadest dan air jeruk. Untuk air jeruk dan akuadest daun
membuka kembali dari pangkal menuju ke ujung daun. Sedangkan yang menggunakan
substrat air detergent daun membuka kembali dari ujung daun menuju ke pangkal
daun. Hal ini mungkin disebabkan adanya perbedaan pH. Sehingga posisi
membukanya daun putri malu juga berbeda. Untuk substrat air jeruk, waktu
menakupkan daunnya membutuhkan waktu 0,5 detik. Waktu yang digunakan untuk
membukanya kembali daun membutuhkan waktu 6 menit 15 detik. Untuk substrat
akuadest, waktu menakupkan daunnya membutuhkan waktu 0,7 detik. Sedangkan waktu
yang digunakan untuk membuka kembalinya daun selama 5 menit 30 detik.
Putri malu atau dalam bahasa ilmiah Mimosa pudica adalah merupakan tumbuhan
asli Amerika yang telah tersebar ke seluruh penjuru dunia. Bunganya cerah dan
warnanya merah muda. Termasuk anggota suku polong-polongan, berbunga sejak
bulan Juni sampai Agustus. Tumbuhan ini bereaksi terhadap sentuhan dan keadaan
gelap dengan menguncupkan daunnya, menunduk dan terkulai. Tumbuhan ini mempunyai kekhasan
tersendiri yaitu
daunnya menutup dengan sendirinya saat disentuh dan membuka kembali setelah
beberapa lama. Tanaman berduri ini termasuk dalam klasifikasi tanaman berbiji
tertutup (angiosperma) dan terdapat pada kelompok tumbuhan berkeping dua atau
dikotil. Tumbuhan berdaun majemuk menyirip dan daun bertepi rata ini memiliki
letak daun yang behadapan serta termasuk dalam suku polong-polongan. Tanaman
ini memiliki banyak sekali nama lain sesuai sifatnya tersebut. Di antaranya
makahiya (Filipina, berarti malu), Mori Vivi (West Indies), nidikumba (Sinhala,
berarti tidur), mate-loi (Tonga, berarti pura-pura mati) . Dalam bahasa Cina
tanaman ini berarti rumput pemalu. Pudica sendiri dalam bahasa latin berarti
for malu atau menciut.
Klasifikasi ilmiah tanaman putri
malu sebagai berikut :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili :
Fabaceae
Sub famili : Mimosoideae
Genus : Mimosa
Spesies : Mimosa
pudica
Pada saat bagian tumbuhan putri malu disentuh, terjadi aliran air menjauhi daerah sentuhan. Adanya aliran air tersebut menyebabkan kadar air sel-sel motor di daerah sentuhan berkurang, sehingga tekanan turgornya mengecil. Juga disebabkan karena hilangnya turgor dalam sel-sel pulvinus. Pulvinus adalah organ penggerak khusus yang berada di tulang daun. Alhasil batang, cabang, dan atau tulang daun menjadi layu dan diikuti dengan mengatupnya daun putri malu. Setelah beberapa saat tertentu tekanan turgor sedikit demi sedikit akan kembali ke keadaan normalnya diikuti dengan tegaknya kembali batang, cabang, dan mekarnya seluruh daun. Rangsangan pada putri malu menjalar baik dari ujung ke pangkal maupun dari pangkal ke ujung. Jika substrat cair diteteskan di bawah ujung lembar daunnya, daun itu segera menguncup secara bertahap dengan cepat. Kemudian perlahan-lahan ruas utama pun bereaksi, akhirnya rangsangan itu perlahan-lahan bergerak ke seluruh bagian atas dan bawah batang dan menyebabkan keadaan terkulai yang menyeluruh.
Pada saat mereaksi sentuhan, daun
putri malu menguncup akibat hilangnya turgor karena air dalam sel-sel pulvinus
keluar. Lalu ranting pun terkulai oleh karena hilangnya turgor pada pangkalnya.
Putri malu ini seakan-akan jatuh pingsan dan daun-daunnya tergulung erat. Gerak
buka-tutup terjadi karena perubahan keseimbangan air (turgor) dalam sel-sel
pulvinus. Sel-sel ini memiliki dinding sel tipis dan terisi air dari pembuluh
lembut jaringan pengangkut yang berhubungan dengan sistem saluran pusat tumbuhan.
Adanya rangsangan kecil menghilangkan keseimbangan air di dalam sel-sel
pulvinus pangkal daun karena air dalam sel-sel tersebut mengalir ke luar.
Sedangkan rangsangan yang lebih kuat menimbulkan reaksi serupa di dalam sel-sel
pulvinus pangkal ranting. Akhirnya mungkin seluruh tubuh terpengaruh.
Di dalam sel tumbuhan terdapat
suatu struktur yang dapat mempertahankan turgor, struktur itu adalah vakuola.
Vakuola mengeluarkan proton (H+) yang dapat melemahkan dinding.
Seiring dengan peristiwa ini vakuola menyerap air dengan cepat lalu membengkak
dan menekan cairan sel ke dinding sel serta mengakibatkan tekanan turgor untuk
meregangkan dinding sehingga berukuran lebih besar. Bila tumbuhan kekurangan
air karena menguap atau keluar dari sel seperti yang terjadi pada sel-sel
pulvinus putri malu yang
terkena rangsangan, maka turgor sel berkurang dan kekakuan tumbuhan pun
berkurang, sehingga daun-daun putri
malu saling menutup. Jika turgor hilang sama sekali maka daun dan batang
akan menjadi semakin lemas dan putri
malu pun terkulai. Ketika pengaruh rangsangan telah dipindahkan
menuju pulvinus pada pangkal tangkai daun, air keluar dari sel-sel bagian bawah
pulvinus yang berdinding tipis menuju ruang antar sel. Karena sel-sel ini
kehilangan turgornya sedangkan sel-sel pada bagian atas pulvinus tetap
membengkak, maka tangkai daun pun terkulai. Pulvinus pada pangkal anak daun
primer berperan sama seperti pulvinus pada pangkal tangkai daun. Tetapi
pulvinus pada pangkal anak daun sekunder berperan dengan cara sebaliknya.
Dengan kata lain, pada saat tumbuhan terangsang, pulvinus pada pangkal tangkai
daun dan pangkal tangkai anak daun primer akan menyebabkan tangkai daun dan
tangkai anak daun mengarah ke bawah. Sedangkan pulvinus pada pangkal daun
sekunder menyebabkan anak-anak daun mengarah ke atas sehingga saling menutup.
Hal yang tidak terlalu jauh berbeda
terjadi ketika matahari mulai terbenam yang berarti intensitas cahaya matahari
semakin lama semakin berkurang. Respon daun putri malu satu per satu mengatup
dari yang teratas sampai pada yang terbawah. Proses ini disebut juga gerak
tidur, di mana putri malu menghentikan proses fotosintesisnya. Ketika daun
berada dalam posisi horizontal, sel-sel pada satu sisi pulvinus akan membengkak
(turgid), sementara sel pada sisi berlawanan akan menjadi lembek dan melemah.
Hal ini akan terbalik pada malam hari ketika daun itu menutup ke posisi
tidurnya. Hal yang sama dengan perubahan yang berlawanan dengan volume sel
motor adalah suatu perpindahan masif ion kalium dari satu sisi pulvinus ke sisi
lainnya. Pada kenyataannnya, kalium adalah suatu zat osmotik yang menyebabkan
pengambilan dan kehilangan air secara dapat dibalik oleh sel motor. Sel motor
parenkim dalam pulvini merupakan unit yang memiliki kemampuan berkontraksi
terhadap reaksi. Pernyataan itu secara umum diterima bahwa pergerakan
diakibatkan oleh pengurangan atau hilangnya turgor dalam sel secara tiba-tiba.
Vakuola ini berkontraksi ketika terangsang, mungkin karena kehilangan berbagai
garam dalam sel dan pemulihannya dengan mengambil cairan kaya garam oleh
vakuola. Itu menunjukkan bahwa cairan intraseluler atau cairan sel yang akan
dilepaskan atau dikeluarkan dari permukaan potongan pulvinus utama di bawah
rangsangan yaitu kaya akan kalium, tannin, dan subtansi lainnya. Subtansi
tannin yang berfungsi bagi tumbuhan tidak diketahui berada dalam vakuola
tannin, yang mana ini berada dalam vakuola sentral sel-sel motor, dan juga
ditemukan di daerah interseluler sehingga disimpulkan bahwa beberapa
unsur-unsur dalam sel yang terlarut dalam cairan intraseluler atau cairan sel
dilepaskan ke luar selama rangsangan yang berakibat pada penurunan turgor sel
motor. Hantaran akson pada hewan tergantung pada peningkatan permeabilitas ion
dan mungkin terjadi juga pada sel motor putrid malu. Seperti dijelaskan,
pertukaran garam ion terjadi diantara daerah intra dan ekstra seluler selama
rangsangan. Terlihat bahwa keunikan pada putrid malu adalah sel khusus dalam
floem luar dan floem dalam yang berperan sebagai jalan hantaran. Dua tipe dari
sel tabung penyaring menyusun floem luar. Yang pertama lebih luas dan pendek
serta yang kedua lebih panjang dan sempit. Fungsi umum elemen tabung penyaring
adalah untuk transportasi zat terlarut sepanjang poros longitudinal tumbuhan.
Jalan hantaran putri malu mirip pada syaraf hewan dan transmisi impuls
mengikuti pola yang mirip oleh karena itu mudah dilihat mengapa sel khusus
floem tersusun seperti komponen seluler yang keras.
Telah ditunjukkan bahwa kalium
berpindah dari sel motor menuju daerah interseluler selama rangsangan pada
putri malu. Peneliti berpendapat bahwa kalium mungkin merupakan agen osmotik
yang bertanggungjawab pada penurunan turgor sel pulvinar selama reaksi
seismonasti. Ditemukan bahwa paliran kalium dari sel pulvinar putri malu
meningkat secara subtansi selama respon seismonasti dengan peningkatan
konsentrasi kalium larutan luar, maka penurunan potensial pun terjadi.
Ditemukan juga bahwa permeabilitas kalium pada membran seluler menurun dengan
konsentrasi kalium luar yang rendah. Ion kalsium, yang berada dalam vakuola
tannin (dalam vakuola sentral), ketika dilepaskan selama reaksi berikatan
dengan protein dan mengubah konformasinya, kalsium yang meninggalkan vakuola
tannin mungkin membentuk komplek dengan fibril dan dapat mengubah konformasinya.
Hal ini dapat menaikkan kontraksi vakuola.
ATP berada dalam organ motor
seperti pada pulvinus utama putri malu, sekitar 3-4 kali lebih banyak daripada
yang berada pada bagian tak bergerak dari tumbuhan. Aktivitas elektrikal dan
mekanikal dari vakuola kontraktil terkait dengan peningkatan hilangnya ion
melalui membran plasma dan secara bersamaan terlihat peningkatan aktivitas
ATPase. Diasumsikan bahwa pada putri malu suatu sistem ATP-ATPase-kalsium
mungkin mengaktifkan filament atau protein kontraktil yang terjadi dalam
sitoplasma vacuolar dan menyebabkan kontraksi pulvinus. Berdasarkan hal ini dan
bukti sebelumnya, mekanisme umum diantara pergerakan kontraktil tumbuhan dan
hewan dapat dikatakan ada. Ditemukan bahwa membukanya stomata dalam sel penjaga
dipengaruhi oleh pengambilan ion ini. Diusulkan bahwa sistem ATP-ATPase mungkin
terlibat dalam pengumpulan garam atau ion dan berperan dalam proses pemulihan
sel motor putri malu.
J. Kesimpulan
Dari
hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa benar terjadi gerak tigmonasti pada Mimosa pudica. Lama menakup dan membuka
kembalinya daun juga berbeda-beda, tergantung jenis substrat yang digunakan. Air
jeruk menakupkan paling cepat diantara akuadest dan air detergent, tapi paling
lama dalam membuka kembalinya daun. Hal ini dipengaruhi pH masing-masing
substrat.
K. Daftar
Pustaka
Nilesh
Kumar, Dkk. 2009. International Journal Of Pharmacy And Pharmaceutical
Sciences,
Vol. 1, Issue 2 : Mimosa Pudica L. A Sensitive Plant
Lovely Professional
University College Of Pharmacy And Technology
http://www.kew.org/index.htm
Jaringan Tumbuhan
BalasHapusSel tumbuhan
Stomata
Pengertian Ekosistem